Tahukah kalian, bahwa pada satu abad yang lalu, plastik merupakan salah satu solusi untuk menjaga bumi tetap hijau? kiranya tak akan ada yang menduga bahwa pernyaataan itu benar adanya.
Sejarah plastik baru muncul sekitar satu abad yang lalu. Itu artinya, satu abad pula manusia menikmati kemudahan menggunakan plastik. Tapi ternyata kemudahan itu mempunyai dampak yang besar pada Bumi kita. Manusia mengalami ketergantungan menggunakan plastik tanpa menyadari imbasnya. Plastik merupakan benda yang sulit diurai oleh bumi, kantung (tas kresek) memerlukan waktu 10 hingga 20 tahun untuk hancur.
Pada tahun 1959 Sten Gustaf Thulin di Swedia memulai sejarah plastik dengan menciptakan kantong plastik pertama sebagai pengganti kantong kertas. Pada masa itu kantong kertas semakin banyak diproduksi, maka banyak juga kayu hasil penebangan pohon sebagai bahan utama untuk memproduksi kantong kertas. berangkat dari masalah tersebut munculah ide untuk membuat kantong plastik yang tahan, sehingga bisa digunakan berkali kali.
Menurut Raoul Thulin, anak kandung dari sang penemu plastik, ayahnya selalu menganggap bahwa membuang kantong plastik merupakan salah satu perbuatan yang aneh, karena dia ingat dengan pasti, ayahnya membawa kantong plastik yang selalu tersedia di saku celananya untuk berbelanja.
Hal itu sangat berbanding terbalik dengan kondisi saat ini, kondisi di zaman modern seperti sekarang sudah berbeda dengan satu abad lalu. Manusia sudah sangat terbiasa dengan plastik. Segala hal terbuat dari plastik. Plastik juga praktis dan membuat hidup menjadi lebih mudah. Tidak terbayang kalau tidak ada plastik. Kalau kita mengadopsi gaya hidup tanpa plastik seperti satu abad yang lalu, bukankah itu dapat disebut sebagai suatu kemunduran? Begitulah yang akan dipikirkan banyak orang. Pemikiran semacam ‘kita tidak bisa hidup tanpa plastik inilah yang membuat industri plastik tetap hidup dan bertahan hingga saat ini. Pola pikir ini sepertinya sudah tertanam di alam bawah sadar manusia.
Selama sepuluh tahun terakhir, kita memproduksi plastik lebih banyak dari abad sebelumnya. Lima puluh persen di antaranya adalah plastik sekali pakai yang langsung dibuang sesudahnya, menurut Tessa Hempson, manajer operasional di Oceans Without Border, sekitar satu juta burung laut dan seribu hewan laut lain terbunuh akibat sampah plastik. Sebanyak 44% burung laut, 22% paus dan lumba-lumba, penyu, dan ikan, mati dengan plastik dalam tubuh mereka.
Sebanyak 50% sampah plastik yang terbuang ke laut, menjadi hampir mustahil untuk dilenyapkan, menyebabkan hewan yang tidak berdosa terjerat bahkan memakan plastik meninggal karena bahan kimia berbahaya yang keluar dari plastik. Dampak ini tidak hanya berimbas pada satu jenis hewan. Paus, kura-kura, singa laut, ikan, burung, dan plankton terkecilpun terkena dampaknya.tidak berhenti disitu kita sebagai pelakunya pun Bahkan manusia!
Orang mulai peduli terhadap penggunaan plastik yang berdampak tidak baik dengan mencari alternatif lain seperti menggunakan kemasan ramah lingkungan, menggunakan tas belanja kain, memakai sedotan ramah lingkungan, dan berbagai upaya lainnya.
Bercermin pada kondisi tersebut, Nyalanesia berupaya ikut andil dalam perubahan yang diakibatkan oleh penyalahgunaan plastik. Salah satunya dengan menyuguhkan ‘solusi’ menjadi penulis yang #cerdiktanpaplastik- karena kami sadar, kami tak ingin terus menyalahgunakan plastik sebagai bahan kemasan buku sekali pakai.
Penulis yang telah menerbitkan buku di Nyalanesia untuk pengiriman menggunakan packaging ramah lingkungan tanpa kantong plastik, mengganti sampul plastik dengan kertas, kini kita diharuskan untuk lebih memperhatikan bukan hanya dari sisi keunikan dan menarik saja dengan beralih ke kemasan kertas. Ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan menggunakan kemasan 100% yang dapat didaur ulang dan digunakan kembali pada tahun 2025. Kami sangat peduli akan isu global warming, sehingga mulai beralih menggunakan kemasan ramah lingkungan.
Dengan adanya kemasan ramah lingkungan ini. Diharapkan dapat berguna dan mungurangi pemanasan global. Maka dari itu, sekarang mari tingkatkan kesadaran kita akan global warming dan beralihlah menggunakan metode kemasan yang aman untuk bumi kita.