Nelson Mandela pernah mengatakan bahwa olahraga memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Olahraga memiliki kekuatan untuk menginspirasi, memiliki kekuatan untuk menyatukan bangsa dengan cara yang tidak bisa dilakukan yang lain. Di Indonesia, hal itu bisa kita lihat pada momen yang kemarin terjadi, ketika atlet silat Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah, mampu membuat Jokowi-Prabowo berpelukan.
Di tengah suasana politik yang memanas menjelang pemilihan presiden tahun depan, momen itu seakan menjadi angin semilir di tengah padang pasir. Narasi-narasi negatif yang banyak bertebaran belakangan ini seketika tersingkir dengan berita sejuk momen berpelukannya dua tokoh bangsa ini.
Momen tersebut seakan menyentil para pendukung dari kedua kubu yang terus berseteru, dan melawan pihak-pihak tak bertanggung jawab yang ingin memecah belah bangsa Indonesia. Momen tersebut juga bisa menjadi pendidikan karakter terbaik bagi para pelajar, generasi muda kita.
Pesta olahraga Asian Games ternyata mampu menyadarkan kita bahwa bangsa ini lahir dari semangat persatuan berbagai suku, agama, ras, dan golongan. Kita mengingat Sumpah Pemuda, mengingat berbagai organisasi yang lahir atas dasar semangat persatuan, dan kita mengingat berbagai pertempuran merebut kemerdekaan yang diperjuangkan seluruh rakyat Indonesia. Pada Asian Games ini, ketika para atlet berjuang mengharumkan nama bangsa, kita juga bersatu mendukung pahlawan-pahlawan kita itu. Kita menyingkirkan segala perbedaan suku, ras, agama, bahkan pandangan politik, untuk berdiri berdampingan di tribun penonton, atau duduk bersama di depan televisi dan mendukung perjuangan atlet-atlet Indonesia.
Dan momen berpelukan dua tokoh bangsa, Jokowi dan Prabowo, menjadi puncak dari perayaan semangat persatuan Indonesia.
Semangat berkompetisi di Asian Games ternyata dapat menyatukan kita, bangsa Indonesia. Dan bukan tidak mungkin, semangat kompetisi di pemilihan presiden tahun depan juga akan sama, dapat menjaga semangat persatuan Indonesia.
Jika kita bersatu, kita bisa melakukan apa saja. Maka mari kita bersama-sama memeluk rasa persatuan dalam diri kita, bagi Indonesia!
Oleh: A. W. Priatmojo
Aktif di organisasi Gerakan Menulis Buku Indonesia
“Kalau ada persatuan semua bisa kita kerjakan. Jangankan rumah, gunung dan laut bisa kita pindahkan.”
― Pramoedya Ananta Toer, dalam novel Sekali Peristiwa di Banten Selatan