(Surakarta)-Program Gerakan Sekolah Menulis Buku Chapter II: Karesidenan Soloraya yang diprakarsai oleh Gerakan Menulis Buku Indonesia, mengajak lebih dari 19.000 pelajar dan 250 guru di Soloraya untuk menulis buku.
Program yang diselenggarakan bersama Balai Bahasa dan Pemprov Jawa Tengah, didukung oleh Koordinator Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud RI, serta disponsori oleh puluhan perusahaan, instansi dan komunitas ini, menghasilkan 216 buku terbit dalam 72 judul buku berjilid. Selain itu, lebih dari 1500 donasi buku siap menggapai anak-anak di pelosok Nusantara.
Tidak hanya sampai di situ. Selain program menulis buku dan aksi donasi buku, program ini juga menganugerahkan lebih dari 250 piala dan penghargaan bagi siswa, guru, maupun sekolah, serta pemecahan Rekor MURI. Dari program ini, terciptalah jutaan energi yang menguatkan keyakinan untuk menyalakan masa depan Indonesia.
“Gerakan Menulis Buku Indonesia mencoba mengabadikan tulisan-tulisan hasil program Gerakan Sekolah Menulis Buku Chapter II: Soloraya. Diharapkan buku-buku hasil program ini akan menjadi catatan sejarah keberadaan para penulisnya dan bermanfaat serta dikenang oleh generasi penerusnya. Dan lagi, mudah-mudahan buku ini menjadi pemantik api yang pada gilirannya membakar semangat kreatif dalam upaya membangun kebermaknaan hidup kita,” ungkap Tirto Suwondo, Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah.
Program dengan konsep tour antarkota ini terdiri dari berbagai kegiatan terpadu, di antaranya: Lomba Menulis Puisi secara serentak, Penerbitan Buku Antologi, Launching Buku, Workshop Menulis, dan Seminar Nasionalisme, serta diakhiri dengan aksi donasi Semangat Sejuta Buku: untuk Indonesiaku.
“Lomba menulis puisi kami tujukan untuk menjadi media ekspresi, memicu gairah berkarya, melatih kompetensi, serta memicu minat baca. Penganugerahan juara kami tujukan sebagai media apresiasi dan penanaman semangat kompetisi sejak dini. Workshop Kepenulisan dan Nasionalisme kami gelar untuk menebarkan inspirasi, memberikan penanaman pendidikan karakter, dan memberikan pelatihan kompetensi. Serta aksi donasi buku adalah upaya kami untuk menanamkan sifat kepedulian pada sesama, menambah ketersediaan bahan baca gratis, memicu minat baca, menjadi sumber inspirasi, dan implementasi pendidikan karakter,” terang Sapta Arif Nur Wahyudin selaku Ketua Program Gerakan Menulis Buku Indonesia.
Program ini bukanlah program yang pertama. Tahun 2016 lalu, Gerakan Menulis Buku Indonesia telah menyelenggarakan Gerakan Sekolah Menulis Buku Chapter I: Kota Surakarta. Program yang mengajak para pelajar dan pendidik untuk menulis buku ini akan terus diadakan secara tour antarkota, sebagaimana konsep yang mereka tawarkan.
“Belum adanya gerakan semesta yang aktif dan menginspirasi, maka kami tawarkan program ini. Dengan adanya program ini, kami harapkan akan tercipta Generasi Emas, anak-anak Indonesia yang memiliki kualitas karakter, dan kompetensi yang unggul. Generasi yang akan meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia di masa depan,” terang Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia. “Maka, kami tunggu di Gerakan Sekolah Menulis Buku Chapter III: Jawa Tengah. Mohon doanya!” tutupnya sembari tersenyum.
*Artikel ini pernah dimuat di Good News From Indonesia