Suatu ketika, kita pasti pernah merasa begitu sulit menyisihkan waktu untuk menulis di tengah kesibukan kita yang menuntut mobilitas tinggi, serta di antara tugas-tugas kantor atau sekolah yang cukup membuat lelah. Lalu, bagaimana cara mengatasi masalah ini? Berikut ada beberapa tips yang terinspirasi dari Richard Schneider dalam bukunya “Bagaimana Menjadi Penulis yang Sukses?” terjemahan Wilson Nadeak.
-
Pertama
Pertama dari segalanya, tentu memohonlah pada Tuhan Sang Maha Pemilik Waktu agar dapat membantu Kekawan. Memohonlah pada-Nya agar Kekawan dapat menyisihkan waktu untuk menulis setiap harinya.
2. Kedua
Tetapkan waktu yang dapat anda gunakan untuk menulis, dan konsistenlah, berpegang teguh padanya. Mungkin Kekawan pernah mengalami, suatu kali sudah duduk berjam-jam di depan laptop, menanti inspirasi, dan akhirnya berakhir dengan belum menuliskan apapun di laptopnya. Cara terbaik ialah menulis saat ada buah pikiran muncul.
Lantas kapan waktu terbaik itu? Setiap orang memiliki waktu yang berbeda-beda. Apakah waktu terbaik Kekawan saat terbangun di malam hari, saat semua masih terlelap, di kesunyian itu Kekawan merasa lancar untuk menulis? Ataukah waktu Kekawan adalah saat siang hari, ketika tengah diserang rasa lapar yang luar biasa, sehingga di saat-saat seperti itu, kalian merasa ide-ide gila justru akan lebih banyak bermunculan? Apabila Kekawan sudah menemukan saat yang tepat, gunakanlah kesempatan itu dan latihlah diri kalian supaya tetap berpegang teguh dan setia pada waktu itu. Dan waktu-waktu yang lain, bisa digunakan untuk melakukan tanggung jawab Kekawan lainnya.
3. Ketiga
Berilah deadline setiap kali menulis. Mungkin kalian pernah merasa saat mengikuti lomba, ketika sudah begitu dekat dengan deadline, entah mengapa, kegiatan menulis bisa menjadi lebih lancar dan lebih cepat.
Kemudian berilah target pada diri sendiri. Tentukan dalam sehari Anda akan menulis berapa halaman (misal sehari 5 halaman), lalu patuhilah hal itu. Atau, bisa juga satu bab harus selesai dalam satu bulan, atau dua bulan. Anda bebas menentukan DL Anda sendiri, asal Anda berkomitmen mematuhinya. Dengan menetapkan DL kepada diri sendiri, secara tidak sadar Anda sudah menetapkan tujuan dalam berkarya. Tujuan membuat proses lebih terfokus.
4. Terakhir
Terakhir, dan yang paling penting dari semuanya, beberapa tips atau omong kosong saya di atas, dan juga termasuk semua kelas kepenulisan, workshop, atau bahkan seminar-seminar, TIDAK AKAN MEMBANTU dalam hal kepenulisan Kekawan. Saya katakan lagi itu TIDAK MEMBANTU jika Kekawan sendiri tidak benar-benar memiliki kecintaan, ketulusan, dan tekad yang kuat untuk menulis.
Banyak penulis terkenal yang membutuhkan waktu cukup lama─semenjak awal-awal berkarya─untuk menjadi terkenal. Pada intinya, perkara berkarya, semua hanya tergantung pada diri Kekawan masing-masing. Bukan pada waktu, dan juga bukan pada guru di kelas kepenulisan Anda.
Pada akhirnya, selamat berkarya! Kami tunggu karya-karya terbaiknya!
Oleh: A.W. Priatmojo
Ilustrasi: Karya desainer sampul Gerakan Menulis Buku Indonesia, A. Radityapramono. IG: @a.radityapramono
Tulisan yang menyemangati. Terima kasih.