Search
Close this search box.
PNS, THR, DAN 3 HAL YANG MUNGKIN KITA LUPAKAN

Perihal berkah Gaji Ke-13 dan THR yang diterima oleh kawan-kawan yang berstatus PNS bulan ini, nampaknya kini tengah menjadi perdebatan hangat di sosial media dan warung kopi. Ini memang polemis, jika kita hanya melihatnya dari satu prespektif saja: pendapatan. Tapi sungguh normal, jika kita bersedia melihatnya secara lebih luas dan mendalam.

Di keluarga besar saya, sepertinya tidak ada satupun yang pernah berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara. Jadi, ketika saya menyampaikan hal ini, insyaallah murni hanya untuk berbagi pandangan semata kepada kawan-kawan semua di sini. Dan, inilah 3 hal yang boleh kita jadikan alasan untuk berhenti ‘menyinyiri’ berkah Gaji Ke-13 & THR yang diterima kawan-kawan PNS kita.

1. KEADILAN

Konsepsi Adil, sangat berbeda jauh dengan konsepi Sama. Seekor sapi, tidak boleh mengutuki keadaan hanya karena tidak memiliki sayap untuk terbang. Karena sapi dan burung, memiliki peran, kebutuhan, dan lifestyle yang berbeda. Pun termasuk kita yang bukan PNS dan mereka yang PNS.

Iya, betul. PNS kita memang mendapatkan gaji yang sangat lumayan. Dan ketika mereka masih ditambah mendapatkan Gaji Ke-13 & THR jadi kesannya terlalu berlebihan. Benar begitu, jika kita meniliknya hanya dari segi pendapatan. Tapi coba kita lihat sejenak, apa kabar pengeluaran mereka?

Saya punya beberapa kawan kuliah yang kebetulan lahir dari orangtua yang berstatus PNS. Ya salaaam. Per semester kawan saya harus membayar 6-11 juta rupiah untuk biaya kuliahnya. Yang nggak PNS? Hanya di kisaran 2-4 juta saja. Berkat status PNS, ada ribuan Indomie yang gagal dimakan kawan-kawan saya. Betapa nestapa hidup mereka?

Belum lagi ‘tekanan sosial’ yang didapatkan oleh kawan-kawan kita yang berstatus PNS. Betul! Mereka kerap ‘dipaksa keadaan’ untuk menyumbang lebih banyak ketika ada masjid yang dibangun di kampung mereka, atau hajatan nikahan yang sampai di tangan mereka. PNS kok nyumbangnya dikit? Ora ilok. Begitu kira-kira. Belum lagi hal-hal lain yang sejatinya, mendukung kita untuk memberikan pemakluman atas Rezeki Tambahan yang bulan ini mereka terima dengan bahagia.

2. KELAYAKAN

Ya. Mereka berkerja untuk negara, untuk kemaslahatan bangsa. Dan oleh karenanya, mereka layak untuk mendapatkan apresiasi dari negara, dari kita. Sebelum kita nggrundel perihal A, B, C, D, atau Alif, Ba, Ta, Tsa, mari kita menilainya secara lebih arif dan bijaksana. Bahwa yang bersikap kampret itu adalah oknum PNS. Bukan lembaganya, dan bukan menggambarkan keseluruhan Keluarga Besar PNS di dalamnya. Persis seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Bahwa Islam sungguh Rahmatan Lil’Alamin, dan hanya segelintir oknum muslim yang kadang-kadang memang kurang baca dan kurang vitamin.

Apalagi jika PNS-nya adalah seorang guru. Ekonomi digerakkan oleh pendidikan. Lalu apakah salah jika para pendidik mendapatkan apresiasi dalam hal perekonomian? Mereka, dengan segala kurang-lebihnya, telah kita ‘paksa’ untuk bertanggungjawab dalam menyalakan masa depan anak-anak kita, anak-anak generasi penerus bangsa. Maka sekali lagi, kita punya alasan untuk mengatakan bahwa PNS memanglah layak mendapatkan semua ini.

3. GANJARAN

Mana yang lebih mudah dan lebih murah antara diterima menjadi Driver Ojek Online atau menjadi PNS? Kita semua tahu jawabannya. Diterima menjadi PNS adalah hasil dari sebuah perjuangan yang panjang. Sebuah perjuangan yang juga menguras energi, emosi, dan materi.

Jangan dikira menjadi PNS hanyalah keberuntungan semata. Kita tidak pernah tahu persis seberapa banyak pengorbanan dan sholat Dhuha yang sudah mereka lakukan hingga berhasil menjadi PNS. Dan pula, percayalah, Allah SWT telah dengan sangat cerdas dan adil dalam membagikan rahmat rezekinya. Serta jangan pernah lupa untuk mengasah kompetensi bersyukur kita, maka kan kita temukan bagaimana kecerdikan Allah SWT dalam mengirimkan (dalam kemasan berbeda) Gaji Ke-13 & THR kepada kita semua.

Dan jika masih tidak terima, maka perbanyak belajar, kurangi nyinyir, dan mendaftarlah pada Tes CPNS tahun depan. Semoga beruntung, Ndan!

Lenang Manggala
Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
SEKOLAH LITERASI NASIONAL (SLN)

Sekolah Literasi Nasional adalah program yang memfasilitasi sekolah secara utuh untuk menciptakan transformasi literasi dan pendidikan berkemerdekaan. Seluruh siswa dan guru, selama 1 tahun penuh akan didampingi untuk meningkatkan kompetensi, prestasi dan melahirkan output berupa karya, sertifikasi, dan proyek-proyek berdampak.

Program ini dirancang khusus agar sekolah dapat dengan mudah dan optimal dalam mengimplementasikan program 6 Literasi Dasar GLS, serta implementasi Project Based Learning dan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka.

GERAKAN SEKOLAH MENULIS BUKU (GSMB) NASIONAL

Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB Nasional) adalah sebuah program pengembangan literasi sekolah terpadu, yang memfasilitasi seluruh siswa dan guru jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK untuk berkarya dan menerbitkan buku, mendapatkan pelatihan dan sertifikasi kompetensi, pendampingan pengembangan program literasi, serta kompetisi berliterasi paling bergengsi di tingkat nasional dengan total hadiah ratusan juta rupiah. Program ini telah terselenggara 7 tahun dan telah diikuti ribuan sekolah dari 35 provinsi di Indonesia.

AKADEMISI MENULIS BUKU (AMB) BOOTCAMP

Akademisi Menulis Buku Bootcamp adalah program pelatihan intensif dan fasilitasi penerbitan buku yang diperuntukkan bagi guru dan dosen dari 0 sampai terbit.

Melalui program ini, para peserta dijamin #7MingguTerbitkanBuku, berkat dukungan 3 mentor berpengalaman dan paket fasilitas pelatihan menulis + penerbitan + percetakan + launching + promosi buku.

NEXTGEN TEACHER ACADEMY (NTA)


NextGen Teacher Academy adalah program Online Bootcamp interaktif selama 30 hari yang didesain secara khusus untuk para guru dan dosen di Indonesia. Dengan metode pelatihan yang mengedepankan pendampingan intensif, berbasis keahlian praktis dan memiliki output berupa karya nyata, program ini didedikasikan untuk melahirkan generasi baru para pendidik masa depan yang kreatif, sejahtera dan mampu memberikan dampak berkelanjutan.

TEACHER MASTERCLASS (TMC)

Teacher Masterclass adalah program workshop intensif nasional untuk guru dan dosen guna meningkatkan kualitas diri, melalui 4 kelas eksklusif yakni Kelas Inovasi, Kelas Pemikiran, Kelas Literasi dan Kelas Transformasi, dengan konsep kegiatan edutainment yang berbasis praktik dan output karya.

SERTIFIKASI BNSP

Sertifikasi BNSP Selamat datang di laman Sertifikasi BNSP yang dipersembahkan oleh Nyalanesia. Bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dengan praktisi trainer/instruktur dan asesor resmi bersertifikasi BNSP.

Sertifikat BNSP adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai bukti bahwa Bapak/Ibu telah memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan untuk suatu profesi.

Artikel
Terkait

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x