Bayangkan sebuah adegan di mana seorang anak pulang sekolah dengan rapor merah. Orang tua, dengan wajah penuh kekecewaan, langsung menyalahkan sekolah dan guru atas kegagalan anaknya. “Sekolah ini tidak becus mengajar!” atau “Guru-gurunya tidak kompeten!” adalah kalimat-kalimat yang sering terlontar. Seolah-olah, sekolah adalah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan seorang anak.
Namun, benarkah demikian? Apakah sekolah adalah “pabrik ajaib” yang bisa mengubah anak menjadi pintar, berprestasi, dan sukses dalam sekejap? Atau, adakah faktor lain yang lebih krusial dalam menentukan masa depan seorang anak?