Berdasarkan hasil studi PISA 2018 yang dirilis oleh OECD, menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, meraih skor rata-rata yakni 371, sedangkan rata-rata skor OECD yakni 487. Skor Indonesia ini jauh di bawah rata-rata skor OECD, dan bahkan menurun dari perolehan skor Indonesia pada studi PISA 2015.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud RI, hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa di antaranya adalah membiasakan siswa dengan jenis dan format bacaan yang beragam. Menumbuhkan kemampuan membaca dapat dilakukan dengan aktivitas merangkum yang efektif dengan mengajak siswa untuk mampu menangkap hal-hal yang penting dan menuliskannya kembali dengan kreativitas sendiri.
Gerakan Menulis Buku Indonesia juga percaya, seseorang yang telah menulis karya, maka minat bacanya pun akan meningkat. Karena seorang penulis tentu membutuhkan banyak sumber bacaan untuk melengkapi tulisannya nanti. Membaca adalah salah satu jalan untuk meningkatkan kompetensi dan membentuk karakter dalam diri siswa. Sedangkan menulis adalah salah satu cara untuk melatih kemampuan berpikir kritis serta cara untuk menciptakan perubahan. Dan, anak-anak muda yang memiliki minat membaca dan berkarya yang tinggi, merupakan sosok-sosok yang tepat untuk menyalakan masa depan bangsa suatu saat nanti.
Mendikbud yakin perubahan kecil yang dilakukan oleh segenap pemangku pendidikan dapat memberikan perbaikan yang berarti untuk pendidikan nasional. “Hal kecil, mudah, dan bisa segera dilakukan. Mulai dari cara sederhana, sebuah gerakan yang berasal dari seluruh elemen masyarakat,” kata Nadiem Anwar Makarim (kemdikbud.go.id)
Maka, Nyalanesia, sebagai sebuah gerakan yang bersumber dari elemen masyarakat, ikut dalam upaya memajukan pendidikan dengan menginisiasi GERAKAN SEKOLAH MENULIS BUKU yang merupakan program pengembangan pengetahuan, kompetensi, dan kualitas karakter melalui penguatan budaya literasi yang dilakukan secara bertahap, terpadu, dan berkelanjutan. Program ini telah diselenggarakan sejak tahun 2015 dengan hanya satu sekolah, lalu berkembang di tingkat kota/kabupaten (2016), kemudian tingkat karesidenan (2017), lalu tingkat provinsi (2018), hingga akhirnya hadir kembali pada penyelenggaraan program di tingkat nasional tahun 2019 ini.
APA YANG KAMI LAKUKAN?
Di tengah penurunan skor Indonesia pada studi PISA 2018, Nyalanesia tetap optimis menatap masa depan. Pada tahun 2019 ini, peserta GSMB-Nasional mencapai lebih dari 53.000 siswa dan guru yang tersebar di seluruh pulau besar dan bahkan hingga beberapa pulau kecil di pelosok Nusantara.
Memang, jumlah peserta terbanyak masih terpusat di pulau Jawa. Namun kami tidak pernah berhenti untuk melakukan pembenahan dan pengembangan agar program ini dapat lebih mudah dan banyak diakses oleh peserta di pelosok-pelosok Nusantara!
Selain itu, Mendikbud RI, Nadiem Makarim, ketika menanggapi rendahnya skor membaca siswa Indonesia berdasar studi PISA, menyampaikan bahwa orang tua memiliki peranan besar dalam membentuk dan meningkatkan kemampuan membaca anak.
Berdasarkan hal tersebut, mengingat betapa pentingnya sinergi antara sekolah, guru, dan orang tua dalam pendidikan anak, Gerakan Menulis Buku Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, tengah menggagas untuk diadakannya Aksi Menulis Bersama Orang Tua/Wali untuk memperingati juga Hari Ibu pada 22 Desember.
“Literasi adalah alat untuk memerdekakan diri. Dari kebodohan, kemiskinan, kesedihan, dan lemahnya iman di dalam hati.”
-Lenang Manggala, Founder Nyalanesia
BERHENTI BERKABUNG, AYO BERGABUNG!