Tips Menulis Puisi dari Para Penyair Besar Indonesia! (Bagian I) -
Search
Close this search box.
Tips Menulis Puisi dari Para Penyair Besar Indonesia! (Bagian I)

Puisi secara umum jauh lebih pendek dari karya sastra lain seperti cerpen dan novel. Maka, sering dikatakan bahwa puisi menjadi gerbang pertama bagi penulis karya sastra pemula, sebelum ia kemudian menulis karya yang lebih panjang seperti cerpen dan novel. Lalu, apakah menulis puisi itu mudah? Berikut ada beberapa tips menulis dari para penyair besar Indonesia!

A. SAPARDI DJOKO DAMONO

Sapardi Djoko Damono mengatakan bahwa menulis puisi sebetulnya mudah. Namun begitu, ada rambu-rambu yang sebaiknya diikuti ketika menulisnya:

1. Buatlah Jeda

Menurut Sapardi, penulis tidak boleh terlibat secara emosional dengan apa yang akan ditulis. Maka, ketika hendak menulis sajak, kita harus memberi jeda/jarak.

Misalnya dalam kondisi marah, Sapardi tidak akan menulis puisi. Karena jika memaksakan menulis, maka yang keluar hanyalah kemarahan-kemarahan. Jika dirasa sudah ada jarak dengan peristiwa, barulah ia berani melanjutkan menulis puisinya lagi.

Namun, ia mengaku, ada satu sajak yang dilanggarnya. Yaitu sajak tentang Marsinah yang begitu panjang, dibuat dalam kurun waktu tiga tahun. Lamanya proses pembuatan sajak itu salah satunya karena ditulis dalam kondisi marah. Ketika melanjutkan, marah lagi. Berhenti. Melanjutkan lagi, ternyata marah lagi. Berhenti. Hingga akhirnya sajak yang dibuat tahun 1996 itu rampung dikerjakan tahun 1998. Bahkan, sampai sekarang pun ia merasa sajak itu perlu direvisi karena masih ada marah dalam peristiwa itu.

Sama halnya ketika suasana hati sedang jatuh cinta. Puisi yang dibuat pasti akan cengeng. Karena itu, membuat jeda/jarak dengan peristiwa sangat penting.

Dengan gaya guyonan, Sapardi mengatakan, “Kalau kondisi sedang marah sajak akan dipenuhi pentungan (tanda seru-red). Kalau sedang jatuh cinta banget akan banyak titik-titiknya. Bagaimana bacanya?”

2. Sajak Ada di Sekitar Kita

Membuat puisi tidak harus yang mengawang-awang, melangit, yang justru menyulitkan penulis sendiri.

Sapardi memberikan contoh. Ada satu karyanya berjudul “Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari” yang karena begitu sederhananya, justru masuk dalam antologi puisi dunia bersama satu karya dari Rendra. Berikut puisinya:

Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari

waktu aku berjalan ke barat di waktu pagi matahari mengikutiku
di belakang
aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang
di depan
aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa diantara kami
yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa diantara
kami yang harus berjalan di depan

Sapardi sendiri kurang mengerti mengapa sajak itu bisa begitu dihargai hingga telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa serta dapat masuk dalam antologi yang mencatat karya sastra top dunia dari berbagai periode. Dari sajak-sajak yang dibuat Sapardi, sajak inilah yang paling disukai dan dihapalnya.

Kiriman Menarik Lainnya:  INILAH LIMA CARA MENULIS CERPEN ATAU NOVEL YANG MENARIK!
3. Jangan Meniru Karya Sendiri

Hah, maksudnya? Meniru karya sendiri? Ya. Kejahatan paling sadis menurut Sapardi adalah selalu meniru karyanya sendiri. Kalau dilakukan, ini dosa besar. Akibatnya, tidak sedikit sastrawan yang selalu berputar di wilayah yang itu-itu saja. Kreativitasnya mandek.

Kalau orang mengenalnya sebagai penulis puisi cinta, menurut Sapardi itu keliru besar. Sebab, selama ini banyak sekali tema yang ditulisnya di luar topik percintaan. Seperti keresahan sosial, masa kecil, keluarga, kritik kepada penguasa, dan sebagainya.

Agar kreativitas tidak mandek dan terus mengalir, Sapardi selalu membaca apa saja. Karena dengan membaca, wawasan menjadi terbuka. Perbendaharaan kata menjadi kaya.

“Puisi itu sebenarnya menipumu. Seperti pesulap, kalian digiring melalui kata-kata menuju makna tertentu,” kata Sapardi.

B. JOKO PINURBO

“Banyak puisi bagus yang gagal karena si penyair tergoda untuk berceramah dan menyimpulkan sendiri puisi tersebut di ending-nya.”

Untuk lebih lengkap, penyair yang akrab dipanggil Jokpin ini memberi beberapa kiat dalam menulis puisi:

1. Memiliki Buku Catatan Ide

Milikilah buku catatan yang menyimpan kenangan akan segala objek atau peristiwa yang saya lihat dan saya perhatikan.

2. Memperluas Sudut Pandang

“Anda bisa menulis secara lebih efisien dan lebih membumi jika anda memperluas sudut pandang. Banyak penyair menulis tentang hujan, tetapi bisakah Anda menulis tentang hujan yang beda dengan hujannya Chairil Anwar dan Sapardi,” kata Jokpin.

3. Jangan Berceramah

Jangan merusak puisi Anda dengan berceramah sehingga merebut hak pembaca untuk menyimpulkan karya Anda. “Banyak puisi bagus yang gagal karena si penyair tergoda untuk berceramah dan menyimpulkan sendiri puisi tersebut di ending-nya. Salah satu nafsu negatif pengarang adalah keinginan yang sangat besar untuk menyimpulkan sendiri pesan atau amanat dari karya-karyanya. Padahal, menyimpulkan bacaan adalah bagiannya pembaca. Jangan bernafsu untuk menjadi nabi atau penceramah dalam tulisanmu. Jangan menceramahi pembaca lewat karya. Biarkan pembaca berimajinasi. Jangan merebut hak pembaca untuk menyimpulan sendiri apa yang mereka baca. Jangan terlalu bernafsu untuk menggurui atau mengajari pembaca lewat karya kita,” jelas Jokpin.

Kiriman Menarik Lainnya:  Misterium Kenangan
4. Banyak Membaca Puisi Karya Penyair Lain

“Dalam kepala kita bersliweran puisi-puisi karya penyair lain yang pernah kita baca. Rekaman ini akan membantu kita dalam menulis  karya yang khas kita sendiri. Tetapi, hal ini tidak bisa terjadi kalau kitanya tidak suka membaca. Karena itu, perbanyaklah bava karya penyair lain untuk referensi dan belajar menulis puisi,” jelasnya.

Darimana kita belajar menulis akan menunjukkan kualitas karya kita. Jokpin menyarankan kita untuk membaca karya-karya yang baik untuk bisa menulis puisi yang baik. “Bergaulah dengan (membaca) karya-karya yang baik. Bacalah karya-karya penyair lain, dan pelajari. Kalau bisa, sekalian dihafalkan. Ini sebagai bukti cinta pembaca kepada pengarangnya,” sambung beliau

5. Jadilah Orang yang Moderat, yang Bersahaja

Penyair menjadi penyair hanya ketika dia sedang berkreativitas mengolah puisi. Di luar itu, maka dia adalah manusia biasa. Maka, untuk jadi pengarang yang baik jadilah manusia yang sewajarnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita bisa menyerap cerita-cerita dan pengalaman kehidupan orang lain.
“Lebih baik jadi orang biasa dengan karya yang gila daripada menjadi orang gila dengan karya yang biasa-biasa saja.”

Terakhir, beliau menyebutkan rekomendasi daftar para penulis yang karya-karyanya harus dibaca untuk bisa menulis puisi yang bagus:

1. Chairil Anwar, penyair legendaris Indonesia
2. Rendra, jagonya puisi-puisi sosial
3. Goenawan Mohamad
4. Sutardji Calzoum Bachri
5. Taufik Ismail
6. Sapardi Djoko Darmono
7. Acep Zamzam Noer
8. Afrizal malna
9. Seobagyo Sastro Wardoyo
10. Sitor Situmorang

Sumber: Kampus Fiksi Divapress

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

9 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
jenriko simare mare
4 years ago

artikelnya cukup menarik

Fitrianti Rumadaul
Fitrianti Rumadaul
4 years ago

Artikelnya sangat membantu. Trimakasi

dedeh
dedeh
4 years ago

artikelnya sangat bermanfaat. Trm ksh

Newsteen
3 years ago

iyah kalau nyontek karya sendiri inspirasinya itu itu aja

Saputr
Saputr
3 years ago

Luar biasa. Mohon maaf apa boleh digunakan untuk dibagi(mengajar).
Sangat sangat sangat bagus.

Yanto
Yanto
3 years ago

Terimakasih atas pengetahuan nya

siti nofitasari
siti nofitasari
3 years ago

sangat bermanfaat ^^

okemin
okemin
3 years ago

Artikel menginspirasi pembaca untuk menulis. Terimakasih

SEKOLAH LITERASI NASIONAL

Sekolah Literasi Nasional adalah program yang memfasilitasi sekolah secara utuh untuk menciptakan transformasi literasi dan pendidikan berkemerdekaan. Seluruh siswa dan guru, selama 1 tahun penuh akan didampingi untuk meningkatkan kompetensi, prestasi dan melahirkan output berupa karya, sertifikasi, dan proyek-proyek berdampak.

Program ini dirancang khusus agar sekolah dapat dengan mudah dan optimal dalam mengimplementasikan program 6 Literasi Dasar GLS, serta implementasi Project Based Learning dan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka.

GSMB NASIONAL

Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB Nasional) adalah sebuah program pengembangan literasi sekolah terpadu, yang memfasilitasi seluruh siswa dan guru jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK untuk berkarya dan menerbitkan buku, mendapatkan pelatihan dan sertifikasi kompetensi, pendampingan pengembangan program literasi, serta kompetisi berliterasi paling bergengsi di tingkat nasional dengan total hadiah ratusan juta rupiah. Program ini telah terselenggara 7 tahun dan telah diikuti ribuan sekolah dari 35 provinsi di Indonesia.

SERTIFIKASI BNSP

Sertifikasi BNSP Selamat datang di laman Sertifikasi BNSP yang dipersembahkan oleh Nyalanesia. Bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dengan praktisi trainer/instruktur dan asesor resmi bersertifikasi BNSP.

Sertifikat BNSP adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai bukti bahwa Bapak/Ibu telah memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan untuk suatu profesi.

TEACHER MASTERCLASS

Teacher Masterclass adalah program workshop intensif nasional untuk guru dan dosen guna meningkatkan kualitas diri, melalui 4 kelas eksklusif yakni Kelas Inovasi, Kelas Pemikiran, Kelas Literasi dan Kelas Transformasi, dengan konsep kegiatan edutainment yang berbasis praktik dan output karya.

NEXTGEN TEACHER ACADEMY


NextGen Teacher Academy adalah program Online Bootcamp interaktif selama 30 hari yang didesain secara khusus untuk para guru dan dosen di Indonesia. Dengan metode pelatihan yang mengedepankan pendampingan intensif, berbasis keahlian praktis dan memiliki output berupa karya nyata, program ini didedikasikan untuk melahirkan generasi baru para pendidik masa depan yang kreatif, sejahtera dan mampu memberikan dampak berkelanjutan.

Berbekal sumber daya mentor yang profesional dan hangat, 3 kelas berdampak yang bersertifikat, fleksibilitas pembelajaran, dan dukungan program berupa konsultasi, praktik, evaluasi dan komunitas berkualitas, seluruh peserta mendapat garansi 30 Hari Jadi Ahli, atau uang kembali.

Artikel
Terkait

9
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x