Video puisi yang berjudul “Post-M(arg)o” ini berangkat dari sebuah puisi karya Sigit Jaya Herlambang yang menjadi pemenang pertama event “Nyala Puisi” yang diselenggarakan oleh Gerakan Menulis Buku Indonesia dan akun Kumpulan Puisi.
Post-M(arg)o
Sigit Jaya Herlambang
Ketika kita mati, Izrail tidak akan membawa kita
ke alam kubur seperti orang-orang tua dahulu
roh-roh kita akan dipaksa menyusur
kabel-kabel telepon dan tiang listrik
dengan laju dua kali kecepatan cahaya
lalu muncrat menjadi aneka warna
pada papan-papan reklame
sebagian dari kita mungkin akan sedikit kurang beruntung
ketika rohnya melengkung di sekumpulan asap knalpot
yang menggumpal di pembuluh kota
merayap di antara lelah dan transaksi
melintasi dua juta tahun cahaya sebuah galaksi
tapi jasad kita semua akan bernasib sama:
menjelma pseudo-neutron yang terperangkap
di lilitan kaca benggala
di antara tanda galian kabel optik sepanjang Margonda
“Mungkin karena semasa hidupnya mereka jahat dan enggan peduli,”
begitu kudengar seorang ibu menyanyi untuk anaknya yang tertidur
dengan perut lapar di gang-gang kecil menuju Universitas Indonesia,
“mungkin sudut kritisnya jauh dari empat puluh lima!”
ibu yang lain menambahkan dari sebuah jembatan penyeberangan,
yang dijepit dua pusat perbelanjaan besar,
sembari mengusir lalat dari boroknya
lalu kita sama bersemayam dalam sebuah kubur tanpa nisan
bertabur bunga kelap-kelip lampu jalan
dan harum wangi angkringan di trotoar
dari sana, kita tak lebih hanya sekadar nektar
terkumpul di kantung-kantung lebah jantan
yang kelak menjadi madu tanpa tahu akan masuk ke botol yang mana.
- Video by S. M. Affandi
- Talent: Maora Rianti M.
- Narator: Hamdan Nurcholis